Wednesday, August 12, 2015

5 Penemuan Umat Islam yang Mengubah Dunia



Menurut catatan sejarah, pada tahun 1400-an, kopi menjadi minuman yang sangat populer diantara Muslim di Yaman, selatan Semenanjung Arab



1.    Kopi

Sekitar 1,6 milyar cangkir kopi dikonsumsi di seluruh dunia setiap harinya. Milyaran orang bergantung padanya sebagai bagian dari kesehariannya. Dan ternyata, tidak banyak yang tahu tentang kontribusi Muslim terhadap minuman yang ada di mana-mana ini.

Menurut catatan sejarah, pada tahun 1400-an, kopi menjadi minuman yang sangat populer diantara Muslim di Yaman, selatan Semenanjung Arab. Konon katanya, seorang penggembala (ada yang mengatakan di Yaman, ada yang bilang di Ethiopia) memperhatikan bahwa kambing-kambingnya menjadi sangat enerjik dan lincah saat mereka memakan biji-biji dari sebuah pohon. Dia kemudian mencobanya sendiri, dan menyadari bahwa dirinya juga mendapatkan tambahan enerji.

Seiring berjalannya waktu, tradisi memanggang biji-biji tersebut lantas menyeduhnya dengan air untuk menciptakan minuman yang meski pahit namun bertenaga semakin berkembang, dan lahirlah kopi.

Terlepas dari benar tidaknya cerita tentang penggembala kambing itu, kopi menemukan jalannya dari dataran tinggi Yaman ke seluruh Kekaisaran Ottoman (Khilafah Usmaniyah/Usmani), sebuah kekaisaran Muslim yang berpengaruh pada abad ke-15.

Kedai-kedai khusus menjual kopi mulai bermunculan di seluruh kota Muslim di dunia: Kairo, Istanbul, Damaskus, hingga Baghdad.

Dari daerah Muslim, minuman itu menyebar hingga ke Eropa melalui kota perdagangan Venezia, Italia. Meski pada awalnya dicap sebagai “minuman Muslim” oleh gereja Katolik, kopi akhirnya menjadi bagian dari budaya Eropa. Kedai-kedai kopi di tahun 1600-an adalah tempat para pemikir bertemu dan mendiskusikan isu-isu seperti hak asasi, peran pemerintah, dan demokrasi. Diskusi-diskusi sambil meminum kopi inilah yang akhirnya melahirkan Abad Pencerahan, salah satu pergerakan intelektual paling powerful dalam sejarah modern dunia.

Dari seorang penggembala kambing menuju pembentukan pemikiran politik Eropa melalui lebih dari satu milyar cangkir sehari, penemuan Muslim ini adalah salah satu penemuan paling penting dalam sejarah Manusia.

2.    Aljabar

Sementara banyak anak-anak SMP dan SMA berkutat dengan matematika, dan tidak menghargai pentingnya Aljabar, subyek tersebut adalah salah satu kontribusi Muslim paling penting selama masa kejayaannya hingga sekarang.

Aljabar dikembangkan oleh ilmuwan dan matematikawan hebat, Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi, yang hidup antara 780 hingga 850 di Persia dan Iraq.

AljabarAsli pek
al-Khawarizmi menjelaskan bagaimana menggunakan persamaan aljabar dengan variabel yang tidak diketahui untuk menyelesaikan masalah-masalah di masyarakat,

Dalam bukunya yang monumental, Al-Kitāb al-Mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Bahasa Inggris: The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing), beliau menetapkan dasar penting dari persamaan aljabar. Judul bukunya sendiri mengandung kata “al-jabr” yang artinya “completion (penyelesaian)”, darimana kata Latin algebra bersumber?

Di bukunya, al-Khawarizmi menjelaskan bagaimana menggunakan persamaan aljabar dengan variabel yang tidak diketahui untuk menyelesaikan masalah-masalah di masyarakat, seperti perhitungan zakat dan warisan.

Aspek unik dari alasannya menggembangkan aljabar adalah hasratnya untuk menjadikan perhitungan yang ditetapkan oleh hukum Islam (zakat dan warisan, misalnya), lebih mudah di dunia yang saat itu belum ada kalkulator dan komputer.

Buku-buku karangan Al-Khawarizmi diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin di Eropa pada tahun 1000-an dan 1100-an, dimana beliau dikenal dengan nama Algoritmi (dan kata Alogaritma didasarkan pada nama dan hasil kerjanya).

Tanpa kerja kerasnya mengembangkan aljabar, aplikasi praktis modern dari matematika, seperti tehnik mesin, tidak akan mungkin dilakukan. Tulisan-tulisannya digunakan sebagai referensi matematika di universitas-universitas Eropa selama beratus-ratus tahun setelah kepergiannya.

3.    Gelar Sarjana

Universitas juga termasuk ke dalam penemuan yang dibuat oleh dunia Muslim. Dalam masa awal sejarah Islam, masjid melakukan peran ganda sebagai sekolah juga. Orang yang mengimami shalat juga mengajar sejumlah murid tentang ilmu-ilmu agama seperti mengaji, fikih, dan hadits. Akan tetapi saat Muslim mulai berkembang, dibutuhkan pula sekolah-sekolah formal, yang disebut madrasah, bertujuan untuk memberikan pendidikan kepada para murid ini.

Madrasah formal pertama adalah Al-Karaouine, didirikan pada 859 oleh Fatima al-Fihri di Fes, Maroko. Sekolah milik beliau menarik sejumlah ilmuwan-ilmuwan besar di Afrika Utara, serta beberapa murid-murid tercedas milik bangsa. Di Al-Karaouine, murid-murid diajar oleh para guru untuk beberapa tahun dalam berbagai mata pelajaran, mulai dari pelajaran duniawi hingga ilmu agama. Pada akhir masa pendidikan, jika para guru menilai murid mereka memenuhi syarat, mereka akan memberikan sebuah sertifikat yang disebut ijazah, yang mengakui bahwa murid tersebut telah memahami materi-materi yang diberikan dan kini memenuhi syarat untuk mengajarkannya.



Konsep institusi pendidikan pemberi gelar ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia Muslim. Universitas Al-Azhar berdiri di Kairo pada tahun 970, dan pada tahun 1000-an, kaum Seljuk mendirikan lusinan madrasah di seluruh Timur Tengah. Konsep sebuah institusi yang memberikan sertifikat pencapaian (gelar) menyebar ke Eropa melalui Muslim Spanyol, dimana para murid dari penjuru Eropa berbondong-bondong datang untuk menuntut ilmu. Universitas Bologna di Italia dan Universitas Oxford di Inggris berdiri pada abad ke-11 dan 12, dan meneruskan tradisi Muslim untuk memberikan gelar bagi para murid yang pantas mendapatkannya, dan menggunakannya untuk menilai kualifikasi seseorang dalam subyek tertentu.

4.    Marching Band Militer

Banyak pelajar SMA dan Universitas di Barat yang familier dengan marching band. Kalau di Indonesia, lebih umum disebut drum band. Terdiri atas beberapa ratus musisi, sebuah band berbaris di lapangan dalam sebuah pertandingan olahraga untuk menghibur penonton dan menyemangati pemain. Marching band sekolah ini dikembangkan dari marching band militer selama Abad Mesiu di Eropa yang dibentuk untuk menyemangati prajurit selama perang. Tradisi ini berasal dari band mehter milik kekaisaran Ottoman di tahun 1300-an yang membantu tentara Ottoman (Usmaniyah/Usmani) menjadi salah satu armada paling kuat di dunia.

Sebagai bagian dari satuan khusus Janissary di Kekaisaran Ottoman, Band Mehter bertugas untuk memainkan musik yang keras untuk menakut-nakuti musuh dan menyemangati pasukan. Menggunakan drum-drum besar dan simbal yang beradu, suara yang dihasilkan oleh band mehter dapat terdengar bermil-mil jauhnya. Selama masa pendudukan Ottoman di negara-negara Balkan dari abad ke-14 hingga 16, band mehter menemani tentara Ottoman yang ditakuti, yang tampak tak terkalahkan bahkan di hadapan pasukan Eropa yang besar.

Band Mehter bertugas untuk memainkan musik yang keras untuk menakut-nakuti musuh dan menyemangati pasukan



Pada akhirnya, kaum Kristiani Eropa menyadari fungsi dari band militer untuk menakut-nakuti musuh. Konon, bahwa setelah pengepungan Wina oleh Ottoman di 1683, tentara Ottoman yang mundur meninggalkan lusinan alat musik, yang dikumpulkan oleh orang Austria, dan dipelajari, lantas mereka manfaatkan. Tentara di seluruh Eropa dengan segera membentuk marching band militernya sendiri, merevolusi cara berperang di Eropa selama berabad-abad.

5.    Kamera

Susah membayangkan dunia tanpa fotografi. Perusahaan-perusahaan beromzet milyaran seperti Instagram dan Canon dibangun berdasarkan ide untuk menangkap cahaya dari sebuah kejadian, menciptakan gambar darinya, dan mereproduksi gambar tersebut. Namun itu semua tidak akan mungkin tanpa penemuan penting dari seorang ilmuwan Muslim pada abad ke-11, Ibnu Al-Haytham, yang mengembangkan dunia peroptikan dan mendeskripsikan bagaimana kamera pertama bekerja.

Tinggal dan bekerja di Kairo pada awal tahun 1000-an, Ibnu Al-Haytham adalah salah satu ilmuwan terhebat sepanjang masa. Untuk meregulasi perkembangan ilmu pengetahuan, beliau mengembangkan metode ilmiah, sebuah proses dasar yang dilakukan semua peneliti ilmiah saat meneliti sesuatu. Saat beliau divonis menjadi tahanan rumah oleh penguasa Fatimid, al-Hakim, beliau memiliki kesempatan untuk mempelajari bagaimana cahaya bekerja.

Penelitiannya sebagian fokus untuk mempelajari bagaimana kamera lubang jarum bekerja. Ibnu Al-Haytham adalah ilmuwan pertama yang menyadari bahwa segaris cahaya dapat masuk dari luar ke dalam sebuah kotak gelap lewat lubang kecil, dan diproyeksikan di dinding belakangnya. Beliau menyadari bahwa semakin kecil lubangnya (aperture-nya), semakin tajam kualitasnya. Hal tersebut menginspirasinya untuk membuat sebuah kamera yang sangat akurat dan tajam saat mengambil sebuah gambar.

Penemuan al-Haytham mengenai kamera dan bagaimana memproyeksikan dan menangkap sebuah gambar mendorong perkembangan kamera modern dengan konsep yang sama. Tanpa penelitiannya tentang bagaimana cahaya bergerak melalui aperture dan diproyeksikan, mekanisme modern di dalam semua kamera tidak akan pernah ada.


Friday, April 10, 2015

Jahe Setengah Dinar : Mari Menanam Jahe!



Oleh : Muhaimin Iqbal

Di antara tanaman Al-Qur’an yang belum pernah saya ulas di situs ini adalah Jahe. Literatur tentang jahe ini sangat banyak dan yang tertua bisa dirunut sampai berabad-abad sebelum masehi. Di abad pertengahan jahe adalah perlambang kemakmuran, pedagang-pedagang jahe adalah orang-orang  terkaya pada jamannya. Tidak heran mengapa kemudian jahe menjadi salah satu buruan para penjelajah seperti Marco Polo dan Vasco da Gama. Saat itu harga 1 kg jahe kurang lebih setara seekor anak domba atau sekitar ½ Dinar !


www.dbagus.com


Jauh sebelum itu, appresiasi terhadap jahe lebih tinggi lagi. Said Al-Khudri menuturkan bahwa ketika Kaisar Romawi mengirimi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hadiah, hadiah tersebut berupa sekarung jahe – yang kemudian oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dibagikan ke para sahabat – satu orang satu potong.

Kebiasaan para raja memberi hadiah kepada orang yang dihormati adalah dengan hal-hal yang dianggap terbaik pada saat itu, jadi bisa dibayangkan apresiasi jaman itu terhadap jahe ini. Bisa Anda bayangkan seandainya presiden kita saat ini Jokowi mau membagikan kepada seratusan pemimpin negara yang akan datang ada acara KTT ASIA -AFRIKA tiga pekan lagi - dengan masing-masing 1 karung jahe untuk satu kepala negara - jahe akan bisa dengan cepat menjadiperhatian dunia !

Tingginya nilai jahe ini bahkan juga digambarkan di Al-Qur’an sebagai salah satu campuran minuman surga “ Dan di sana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe “ (QS 76:17). Bayangkan apresiasi yang satu ini, di tengah kenikmatan surga – yang sebagiannya bahkan tidak bisa dibayangkan manusia di dunia – disana ada minuman bercampur jahe !

Pertanyaannya adalah mengapa sekarang apresiasi terhadap jahe tidak setinggi yang dahulu ? petani-petani dan pedagang-pedagang jahe belum menjadi perlambang kemakmuran, dan harga jahe per kg-nya  jauh sekali dibawah seekor anak kambing ?

Analisa saya adalah hal ini antara lain disebabkan oleh ketidak tahuan manusia jaman ini akan manfaat jahe yang sesungguhnya. Bila manusia di jaman ini sadar akan manfaat jahe ini, mereka akan berburu jahe sampai ke negeri-negeri yang jauh seperti yang dilakukan Marco Polo dan Vasco Da Gama.

Apa alasannya kira-kira sehingga nantinya manusia jaman ini atau jaman yang akan datang kembali berburu jahe ? Karena jahe adalah salah satu obat alami yang nyaris bisa dipakai untuk mengobati seluruh penyakit jaman ini.

Bersamaan dengan kesadaran manusia jaman ini untuk kembali mengutamakan pengobatan yang alami, salah satu yang akan diburu itu adalah jahe. Sejumlah riset telah mengkonfirm hal ini.

Industrial Toxicology  Research Center di India telah membuktikan sifat anticancer dari jahe. Seoul National University membuktikannya untuk antitumor. L.M. College of Pharmacy India membuktikannya untuk Antidiabetic .

Riset-riset tersebut baru sebagian saja yang membuktikan khasiat jahe ini untuk mengatasi penyakit-penyakit modern jaman ini. Lebih detil tentang khasiat jahe ini nantinya akan mudah sekali dipahami setelah hasil pengolahan kami dengan teknologi  Big Data selesai, seperti yang sudah kami lakukan untuk Olive Leaf Extract yang bisa di saksikan di www.olea.id.

Estimasi saya tinggal masalah waktu saja sebelum masyarakat dunia akan kembali meng-apresiasi jahe – sebagaimana jahe ini diapresiasi dahulu sebelum datangnya era industri – yang terbawa bersamanya adalah industrialisasi obat-obat kimia, yang kemudian diketahui begitu banyak efek sampingnya.

Lantas dimana peluang kita ? jahe bisa hidup di ketinggian 0 sampai 2000 m di atas permukaan laut. Artinya mayoritas kita di Indonesia bisa menanam jahe ini. Bahkan yang tidak memiliki tanah luas-pun bisa menanam di polybag atau karung-karung dengan hasil yang sangat baik. Satu karung media tanam bisa menghasilkan 20 kg jahe dalam masa tanam 8- 10 bulan.

Untuk apa setelah kita rame-rame menanamnya ? ya minimal untuk kebutuhan kita sendiri  dahulu. Nanti bersamaan dengan meningkatnya produksi jahe ini secara nasional, meningkat pula kesadaran masyarakat dunia akan sumber bahan obat herbal yang satu ini – maka kita bisa bersama-sama banjiri dunia dengan jahe dari negeri ini.

Teknologi pengolahan jahe menjadi ekstrak jahe-pun sudah kami kuasai, bila ada pihak yang ingin mengolah jahe ini menjadi ekstrak jahe antara lain dapat bekerja sama dengan kami – agar kita tidak lagi meng-ekspor jahe glondongan. Kita maksimalkan nilai tambahnya dahulu, baru diekspor – itupun bila konsumsi dalam negeri belum cukup menyerap produksi jahe yang ada.

Sebelum sekilo jahe menjadi semahal anak domba, barangkali waktunya kini Anda juga belajar menanam jahe. Teknologi Big Data kami yang insyaAllah akan kami share ke public dalam acara Vision and Opportunity Sharing, Sabtu 4/4/15 ini – nantinya akan menunjang identifikasi manfaat jahe tersebut dan sekaligus kampanye penyebar luasannya – untuk mengembalikan marwah jahe di dunia.

Bagi Anda yang sudah bergelut di bidang jahe ini dan ingin memasarkan produk Anda ke masyarakat yang belum sempat menanam sendiri, silahkan datang bergabung juga di acara Sabtu ini untuk bisa melihat peluangnya. Bila tidak bisa bergabung secara fisik-pun, Anda sudah bisa memasukkan produk Anda dengan mengisikannya ke form yang saya beri link-ya ini – insyaAllah akan kami pelajari untuk kemungkinannya menjadi salah satu produk di Sale and Share Society nantinya.


Sumber: geraidinar.com

Monday, February 23, 2015

Kehancuran Uang Kertas Mengikuti Deret Fibonacci...



Oleh : Muhaimin Iqbal


Nah sekarang sebaliknya, bagi angka sebelumnya dengan angka sesudahnya...maka Anda akan selalu mendapatkan hasil angka 0.618.




Lantas apa istimewanya angka 1.618 dan 0.618 ini?. Ternyata angka ini banyak sekali kita jumpai di alam dan di tubuh kita. Barangkali ini antara lain yang diperintahkan Allah kepada kita untuk berpikir dalam surat Adz Dzaariyaat 21 “Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan ?”. Ternyata bilangan tersebut juga digunakan Allah untuk menciptakan keindahan tubuh kita.

Coba ukur bagian tubuh Anda di area-area berikut, maka Anda akan menjumpai angka Fibonacci tersebut :

1. Jarak antara ujung jari dan siku / jarak antara pergelangan tangan dan siku.
2. Jarak antara garis bahu dan unjung atas kepala / panjang kepala.
3. Jarak antara pusar dan ujung atas kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala.
4. Jarak antara pusar dan lutut / jarak antara lutut dan telapak kaki.
5. dst. dst.

Lantas apa hubungannya ini semua dengan kehancuran Rupiah dan Dollar ?.

Allah menjanjikan keteraturan di bumi ini ; coba perhatikan ayat berikut “Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah”. (QS. Al Mulk, 67: 3-4).

Dengan keteraturan pulalah Allah menghancurkan apa-apa yang di bumi, termasuk dalam memusnahkan Riba tersebut. Bahkan proses terjadinya kiamat-pun terurai secara rinci di Al-Quran dan Al Hadits, kejadiannya tahap demi tahap.

Di pasar modal, tahun 1937 ada ekonom yang terkenal R.N. Elliot yaang memperkenalkan teori gelombang yang disebut Elliot Wave Theory. Intinya naik turunnya harga saham juga mengikuti Deret Fibonacci tadi. Apabila kita bisa mengetahui kapan puncak yang satu, maka puncak berikutnya akan mendekati 1.618 kali puncak sebelumnya.

finbonaciDalam kaitan dengan nilai Dinar terhadap mata uang kertas Rupiah, titik puncak yang pertama dalam sepuluh tahun terkahir adalah di tahun 1998, sekarang sudah melewati puncak kedua. Bisa saja dalam waktu yang tidak terlalu panjang Dinar akan kelihatan lebih murah lagi, tetapi ini hanya sementara, selanjutnya akan menuju Deret Fibonacci berikutnya. Anggap puncak itu sekarang adalah Rp 1,096,900 per Dinar. Maka setelah menurun beberapa lama, harga Dinar insyaallah akan menuju puncak berikutnya yaitu 1.618 x Rp 1,096,900 atau berarti Rp 1. 8 juta, berikutnya lagi Rp 2.9 juta, Rp 4.6 juta, Rp 7.5 juta dst....sampai Rupiah benar-benar nggak ada nilainya.

Dollar Amerikapun demikian, puncak Harga Dinar tertinggi sebelumnya terjadi tahun 1980 dengan harga 1 Dinar setara US$ 88. saat ini harga Dinar yang mencapai US$ 116 masih belum mencapai puncak berikutnya. Berdasarkan Deret Fibonacci tersebut maka harga Dinar dalam waktu nggak terlalu lama insyaallah akan mencapai US$ 124. setelah itu akan turun sebentar, sebelum akhirnya rally menuju puncak-puncak berikutnya yaitu US$ 200 ; US$ 326, US$ 527 dst...sampai US$ benar-benar tidak ada nilainya.

fibonacci 2Rentang waktu antara puncak satu dengan puncak lainnya bisa panjang (lihat US Dollar) – bisa pendek (lihat Rupiah)– tetapi polanya jelas dan jaraknya dari puncak satu ke puncak lain untuk seluruh mata uang kertas makin lama makin pendek. Ini juga sejalan dengan salah satu Hadits Rasulullah SAW yang pernah saya baca – mudah-mudahan Allah mengampuni saya bila saya keliru – yaitu apabila awal tanda kiamat sudah terjadi – maka tanda-tanda berikutnya akan beruntun terjadi dengan sangat cepat seperti jatuhnya butiran rantai kalung yang putus talinya....

Tanda-tanda kehancuran mata uang kertas sudah sangat jelas...., mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran darinya.

*Catatan : Di pasar internasional yang pernah secara ringkas menggunakan Deret Fibonacci untuk analisa harga emas adalah Gold Price Organization, Ilmu duniawinya tulisan ini diilhami oleh analisa di situs mereka www.goldprice.org - saya hanya berusaha menambahkan sudut pandang saya sebagai seorang muslim melihat fenomena tersebut.



Prinsip 1/3 Dalam Pengelolaan Harta



Oleh : Muhaimin Iqbal

Ada sebuah nasihat yang sangat Indah kepada diri saya sendiri yang juga insyaallah bermanfaat bagi pembaca. Nasihat ini saya ambilkan dari kitab Riyadus –Shalihin yang ditulis oleh orang sholeh zaman dahulu yang terkenal keikhlasannya. Saking ikhlasnya Imam Nawawi, konon kitab asli dari Riyadus Shalihin tersebut tidak bisa dibakar oleh api.




Nasihat ini sendiri berasal dari hadits Rasulullah SAW yang panjang sebagai berikut : Dari Abu Hurairah RA, dari nabi SAW, beliau bersabda, “ Pada suatu hari seorang laki-laki berjalan-jalan di tanah lapang, lantas mendengar suara dari awan :” Hujanilah kebun Fulan.” (suara tersebut bukan dari suara jin atau manusia, tapi dari sebagian malaikat). Lantas awan itu berjalan di ufuk langit, lantas menuangkan airnya di tanah yang berbatu hitam. Tiba-tiba parit itu penuh dengan air. Laki-laki itu meneliti air (dia ikuti ke mana air itu berjalan). Lantas dia melihat laki-laki yang sedang berdiri di kebunnya. Dia memindahkan air dengan sekopnya. Laki-laki (yang berjalan tadi) bertanya kepada pemilik kebun : “wahai Abdullah (hamba Allah), siapakah namamu ?”, pemilik kebun menjawab: “Fulan- yaitu nama yang dia dengar di awan tadi”. Pemilik kebun bertanya: “Wahai hambah Allah, mengapa engkau bertanya tentang namaku ?”. Dia menjawab, “ Sesungguhnya aku mendengar suara di awan yang inilah airnya. Suara itu menyatakan : Siramlah kebun Fulan – namamu-. Apa yang engkau lakukan terhadap kebun ini ?”. Pemilik kebun menjawab :”Bila kemu berkata demikian, sesungguhnya aku menggunakan hasilnya untuk bersedekah sepertiganya. Aku dan keluargaku memakan daripadanya sepertiganya, dan yang sepertiganya kukembalikan ke sini (sebagai modal penanamannya)”. (HR. Muslim).

Bayangkan, bila Allah mengirimkan awan khusus untuk menyirami kebun kita. Di kala orang lain kekeringan, lahan kita tetap subur. Di kala usaha lain pada bangkrut usaha kita tetap maju, dikala krisis moneter menghantam negeri ini – kita tetap survive. Dan ketika usaha kita berjalan baik sementara saudara-sauadara kita kesulitan. sepertiga hasil usaha kita untuk mereka – alangkah indahnya sedeqah ini.

Bagaimana kita bisa memperoleh pertolongan Allah dengan awan khusus tersebut ?, kuncinya ya yang di hadits itu : kita bersama keluarga kita hanya mengkonsumsi sepertiga dari hasil kerja kita. Sepertiganya lagi kita investasikan kembali, dan yang sepertiga kita sedeqahkan ke sekeliling kita yang membutuhkannya.

Karena janji Allah dan rasulNya pasti benar, maka kalau tiga hal tersebut kita lakukan – Insyaallah pastilah awan khusus tersebut mendatangi kita. Namun jangan dibayangkan bahwa awan khusus tersebut harus benar-benar berupa awan yang mendatangi kita. Bisa saja awan khusus tersebut berupa teman –teman kita yang jujur yang memudahkan kita dalam berusaha, atasan kita yang adil yang memperjuangkan hak-hak kita, atau karyawan kita yang hati-hati yang menjaga asset usaha kita, dan berbagai bentuk ‘awan khusus’ lainnya. Wallahu A’lam bis showab.


Friday, February 20, 2015

Mengapa Terjadi Kelaparan: Biji-Bijian Yang Dimakan



Oleh : Muhaimin Iqbal

Sebenarnya ada petunjuk yang sangat detil dan jelas untuk setiap problem kehidupan kita, hanya saja kita sering abai terhadap petunjuk tersebut. Dalam hal pangan misalnya, negeri agraris yang sudah hampir berusia 70 tahun ini masih jungkir-balik untuk sekedar memenuhi kebutuhannya sendiri saja yang belum juga kesampaian – apalagi membantu orang lain yang negerinya gersang.  Lantas bagaimana seharusnya kebutuhan mendasar kita dalam hal pangan ini dipenuhi ?



Kita yakin petunjuk itu ada di Al-Qur’an hanya tinggal pertanyaannya adalah bagian yang mananya yang bisa menuntun negeri ini untuk swasembada pangan. Untuk ini memang dibutuhkan utamanya ahli-ahli Al-Qur’an, kemudian juga orang yang bisa mengimplementasikannya di lapangan.

Dalam Al-Qur’an misalnya ketika Allah mengurutkan sesuatu yang sejenis atau sekelompok, maka urutan itu bukan sekedar urutan yang kebetulan. Urut-urutan itu menunjukkan tingkat kepentingan, keutamaan atau prioritas.

Misalnya ayat tentang sekelompok penerima zakat : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS 9:60)

Para ulama sepakat bahwa top priority untuk penerima zakat adalah orang-orang fakir selagi ada orang fakir tersebut, kemudian orang miskin dan baru yang juga berhak berikutnya. Nah sekarang bagaimana kalau kaidah yang sama ini kita terapkan untuk solusi swasembada pangan kita ?

Ketika Allah memerintahkan kita untuk memperhatikan makanan kita (QS 80 : 24-32), urut-urutannya sebagai berikut : biji-bijian ; anggur dan tanaman bergizi; zaitun dan kurma, tanaman kebun, buah-buahan dan rerumputan.

Hal yang kurang lebih sama juga ketika kita diajari Allah untuk menghidupkan bumi yang mati (QS 36 : 33-35) dengan urutan sebagi berikut : biji-bijian yang dimakan, kurma dan zaitun.

Kita tahu bahwa biji-bijian yang disebut dalam dua surat tersebut adalah untuk biji-bijian yang dimakan karena di surat ‘Abasa memang konteksnya makanan, sedangkan di surat Yaasiin secara spesifik menyebutkan ‘…dari biji-bijian itu mereka makan’.

Dari dua surat tersebut Allah memudahkan kita agar tidak salah tanam, karena di ayat lain Allah juga memberi tahu kita bahwa ada dua jenis biji-bijian. Bij-bijian yang dimakan disebut ‘habba’, sedangkan biji-bijian yang tidak dimakan disebut ‘an-nawa’.

“Sesungguhnya Allah menumbuhkan biji-bijian yang dimakan (padi-padian, kacang dlsb) dan biji-bijian yang tidak dimakan (biji kurma – tidak dimakan tetapi untuk ditumbuhkan)…” (QS 5:95)

Nah sekarang bagaimana kita meng-aplikasikan petunjuk tersebut di lapangan ? Top priority kita dalam mengelola lahan pertanian di negeri ini – agar bisa makan secara cukup – mestinya mengikuti urut-urutan dalam petunjuk tersebut.

Kita harus mengutamakan tanaman biji-bijian yang dimakan, baik itu dari jenis padi-padian maupun dari jenis kacang-kacangan. Kedua jenis tanaman ini (padi-padian dan kacang-kacangan) telah disusun sangat Indah oleh Allah dalam memenuhi kebutuhan utama kita. 

Padi-padian secara umum mengisi kebutuhan kita akan karbohidrat, sedangkan protein maupun lemak kurang tersedia secara cukup pada padi-padian ini. Jadi kita tidak bisa hanya fokus pada tanaman padi-padian saja, musti melengkapi dengan tanaman kacang-kacangan.

Tanaman kacang-kacangan telah dipersiapkan oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan kita akan protein (seperti kedelai yang berprotein sangat tinggi) dan lemak yang baik (seperti kacang tanah yang memiliki kandungan lemak/minyak yang sangat baik).

Sekarang kita bisa melihat bahwa dengan kombinasi padi-padian dan kacang-kacangan, maka kebutuhan unsur-unsur utama dari makanan kita terpenuhi dengan sangat baik.

Lantas apa yang terjadi di lapangan ? Tanaman padi di Indonesia ada sekitar 13.8 juta hektar, asumsinya per hektar bisa memproduksi 5 ton saja – maka kita bisa memproduksi sekitar 69 juta ton – jumlah yang kurang lebih cukup untuk menutupi kebutuhan kita akan karbohidrat.

Tetapi bagaimana dengan kebutuhan protein dan lemak yang baik ?, Berdasarkan datanya BPS sampai tahun 2013 Indonesia hanya punya tanaman kedelai seluas kurang lebih 551,000 ha dengan produksi rata-rata sekitar 1.42 ton/ha atau total produksi hanya sekitar 780,000 ton – jumlah yang sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan protein 250 juta penduduk.

Kacang tanah kurang lebih juga demikian, tahun 2013 kita hanya memiliki tanaman sekitar 520,000 ha dan hasil rata-rata 1.35 ton/ha atau sekitar 700,000 ton kacang tanah. Lagi-lagi ini adalah jumlah yang sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan lemak yang baik dari 250 juta penduduk. Untuk kebutuhan lemak ini memang relatif ada solusinya – meskipun belum sebaik lemak dari biji-bijian, yaitu lemak dari minyak kelapa sawit.

Sekarang kita bisa melihat lebih jelas peta problem mendasar kita yaitu potensi krisis pangan yang khususnya untuk pemenuhan kebutuhan akan protein. Mau dipenuhi dari mana ?, dari protein hewani ? produksi protein hewani lebih banyak lagi membutuhkan resources berupa lahan untuk produksi pakannya  dan air.

Mau impor saja ? ada segudang masalah dengan ketergantungan impor ini. Pertama kontinyuitas supply-nya tidak terjamin, maka demikian pula dengan harganya. Kedua kita tidak tahu persis apa yang ada dalam biji-bijian impor tersebut, bahkan untuk kedelai datanya sangat kuat bahwa yang kita impor adalah kedelai GMO – yang bahanya terus perlu diwaspadai. Ketiga ya kita tidak memiliki tingkat keamanan pangan- food security – yang dibutuhkan bila kita terus bergantung pada impor.

Maka solusi terbaiknya ya kita harus mulai memprioritaskan alokasi penggunaan lahan seperti di dalam ayat-ayat tersebut di atas, fokuskan pada biji-bijian yang dimakan (padi maupun kedelai dan kacang tanah) , baru kemudian untuk tanaman-tanaman yang lain.

Dalam hal biji-bijian pun challenge-nya bukan pada produksi beras karena untuk ini sudah seharusnya kita mandiri, challenge yang sesungguhnya adalah pada biji-bijian penghasil protein tinggi seperti kedelai. Maka challenge ini juga menjadi peluang terbesar kita untuk mata pencaharian, investasi sekaligus berkhidmat untuk memenuhi kebutuhan sesame. InsyaAllah.


Hiduplah dengan Tujuan




Apa tujuan hidup Anda? Ketika perjalanan hidup Anda tidak bertujuan, perhatian Anda akan mudah teralihkan, Anda gampang terombang-ambing dan terbawa arus tanpa arah. Dengan tujuan, kehidupan Anda seperti kepingan teka-teki yang saling melangkapi. Hidup dengan tujuan  menurut saya terjadi tatkala Anda melakukan apa yang Anda cintai dan kuasai untuk meraih sesuatu yang penting bagi hidup Anda.




Ketika Anda benar-benar hidup dengan tujuan, orang-orang, sumberdaya dan peluang yang Anda perlukan dengan sendirinya bergerak menghampiri Anda.  Dunia juga merasakan manfaatnya, karena ketika Anda bertindak sesuai tujuan hidup Anda yang sebenarnya, semua tindakan Anda dengan sendirinya berguna bagi orang lain.

Tujuan hidup saya adalah menginspirasi dan memberdayakan orang-orang untuk meraih kehidupan terbaik, kehidupan suksesmulia. Karena saya memiliki tujuan hidup maka semua energi saya arahkan untuk mencapai tujuan itu. Saya tidak mengenal lelah, saya rela berkunjung hingga pelosok daerah, saya rela tidak dibayar, saya rela mengurangi waktu tidur saya selama itu berhubungan dengan menginspirasi dan memberdayakan orang.

Tanpa tujuan sebagai kompas untuk membimbing Anda, target dan rencana tindakan Anda mungkin pada akhirnya tidak memenuhi kebutuhan Anda. Tentu Anda tidak mau sampai di anak tangga tertinggi hanya untuk menemukan bahwa Anda telah menyandarkan tangga itu di tembok yang salah. Segeralah temukan apa tujuan hidup Anda, jangan Anda menyesal dikemudian hari karena Anda telah menaiki anak tangga yang salah.

Insan suksesmulia, apa tujuan hidup Anda? Apa peran atau kenangan yang akan Anda tinggalkan di alam semesta? Apa yang akan Anda banggakan ketika kelak Anda dipanggil pulang oleh-Nya. Ingatlah, harimau mati meniggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Saya berharap nama Anda tidak terkubur bersamaan dengan dikuburnya raga Anda ke dalam tanah.

Salam SuksesMulia!


Potensi dan Manfaat Daun Kelor yang Diabaikan




Oleh : Muhaimin Iqbal

Dalam pepatah ‘dunia tidak sesempit daun kelor’ – daun kelor diartikan sebagai sesuatu yang sempit atau kecil. Tidak banyak yang tahu bahwa arti (manfaat) harfiah daun kelor sesungguhnya sangat luas. Badan dunia WHO bahkan sudah 40 tahun terakhir menggunakan daun kelor ini untuk mengatasi malnutrisi pada anak-anak di negeri yang mengalami krisis pangan. Daun kelor insyaAllah bisa menjadi salah satu unggulan Indonesia di pasar MEA, bahkan pasar global nantinya. How?



Di dunia pesantren saya waktu kecil, Pak Kyai suka mengobati orang dengan daun kelor ini. Baik penyakit yang sifatnya fisik seperti luka dan korengan, sampai penyakit non fisik seperti gangguan setan. Pak Kyai pasti tidak sembarang mengobati, beliau punya dasar.

Mengenai daun kelor atau minyak dari buah kelor untuk mengusir setan  misalnya – ada di kitab Tibb al-A’immah, saya tidak mengenal siapa penulisnya. Yang lebih kuat dari ini adalah kitab Ath_Tibbun Nabawi-nya  Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Dalam kitab yang terakhir ini yang disebut adalah minyak minyak Baan atau minyak ben, digunakan bila minyak yang terbaik yaitu minyak zaitun tidak tersedia.


Pohon, daun dan buah kelor

Minyak ben (ben oil) dalam Encyclopedia of Islamic Herbal Medicine dihasilkan dari tanaman yang nama latinnya Moringa oleifera atau dalam bahasa kita dikenal sebagai pohon kelor (Jawa, Sunda, Bali dan Lampung), kerol (Buru), Maronggih (Madura), drumstick , miracle tree, magic tree, tree of life, the tree of paradise, mother best tree (Inggris), kalor, marunggai dan sajian (Melayu).

Meskipun seluruh pohon kelor mulai dari akar, pohon , daun dan buah-nya bermanfaat, daun dan buahnya yang sangat berpotensi untuk digarap secara serius menjadi unggulan komoditi kita. Kelor memang bisa tumbuh di seluruh dunia, tetapi habitat terbaiknya adalah negeri panas tropis – dan itu berarti Indonesia banget.

Daunnya memiliki nutrisi yang sangat lengkap, daun basahnya saja mengandung karbohidrat 12.5 %,  protein sampai hampir 7 % disamping kaya dengan vitamin A,  B1, B2, C, Calcium, Kalium dan berbagai mineral lainnya. Dalam kondisi kering, daun kelor memiliki kandungan protein sampai 27 %, tidak heran WHO menjadikan daun kelor ini untuk mengatasi malnutrisi di sejumlah negara.

Sekedar menunjukkan perbandingannya, dengan berat yang sama vitamin C yang ada di daun kelor segar 7 kali lebih banyak dari yang ada pada jeruk,  Vitamin A-nya 4 kali dari yang ada di wortel, Calciumnya 4 kali dari yang ada di susu, Kaliumnya  3 kali dari yang ada di pisang, dan proteinnya 2 kali dari yang ada di yoghurt. Bisa dibayangkan dasyatnya nutrisi yang ada  didalamnya bila kita buat ekstrak segar daun kelor !

Khasiat daunnya terhadap upaya penyembuhan penyakit juga sudah sangat banyak diriset di berbagai negara, antara lain bersifat antimicrobial, antiinflammatory, antioxidant, menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol jahat, menurunkan gula darah, melindungi hati, antitumor, melancarkan darah dan kerja jantung.

Sebagaimana Ibnu Qayyim dalam kitab tersebut menyandingkan minyak terbaik yaitu minyak zaitun dengan minyak ben atau minyak kelor ini, maka kurang lebih seperti inipula kita menyandingkan produk unggulan kita zaitun dengan potensi unggulan lokal yaitu kelor.

Hubungan zaitun dan kelor itu seperti negeri Syam dan negeri kita Indonesia. Bahwa pohon zaitun diberkahi oleh Allah itu sudah pasti ( QS 24:35) demikian pula dengan negeri Syam (QS 17:1), kita di Indonesia juga bisa diberkahi tetapi bersyarat – yaitu bila penduduknya beriman dan bertakwa (QS 7 : 96).

Maka demikianlah pohon kelor yang kita gunakan sebagai makanan suplemen dan sarana pengobatan, insyaAllah bisa mendatangkan keberkahan bila kita penuhi syaratnya – yaitu menggunakannya dengan keimanan dan ketakwaan kita. Yang paling sederhana ya kita tidak meyakini bahwa kelor ini yang menyembuhkan – hanya Allah-lah yang menyembuhkan (QS 26:80), sedangkan kelor hanyalah salah satu sarana saja.

Meskipun hanya sebagai salah satu sarana penyembuhan, secara ekonomi kita punya peluang terbaik dibandingkan dengan negeri-negeri lain. Masyarakat kita sudah sangat mengenal kelor ini – sampai ada pepatah ‘dunia tidak sesempit daun kelor ‘ tersebut di atas.

Kelor mudah ditanam, bahkan cabang yang ditancapkan untuk pagar-pun bisa tumbuh. Artinya bila kita belum bisa memproduksi zaitun dalam jumlah besar, second best-nya kita punya kelor yang siap dikembangkan secara terstruktur, massif dan massal (TSM). Baik untuk pengobatan maupun untuk makanan suplemen pendongkrak gizi seperti yang dilakukan oleh WHO tersebut di atas.

Lebih-lebih Alhamdulillah kita juga sudah diberi ilmu olehNya untuk mengolah daun kelor ini, yaitu dengan ilmu yang sama yang kita gunakan untuk mengolah daun zaitun dengan teknologi CWFE-CHD (Cold Water Fresh Extraction with Controlled Humidity Drying).

Dengan teknologi ini, nutrisi yang ada di daun kelor hasil ekstraksi akan secara maksimal dipertahankan, terjamin kehalalannya karena proses ekstraksi hanya menggunakan air dingin. Dengan teknologi ini secara harfiah kita bisa makan pagar yang bergizi tinggi !

Dunia butuh sumber-sumber gizi baru, butuh obat yang aman dan khusus umat muslim juga harus terjamin kehalalannya – salah satunya sudah ada di sekitar kita, yang kita lakukan tinggal mensyukurinya dengan memanfaatkannya untuk kepentingan umat manusia seluruhnya.

Sayangnya, sudah 30 tahun lebih saya meninggalkan pesantren kecil di desa – dimana pohon kelor ada di pekarangan kita, bagi para pembaca yang mau beramal shaleh dengan membantu saya menemukan kembali bibit-bibit kelor khususnya stek batang – agar cepat bisa kita budidayakan – saya akan sangat berterima kasih.

Atau kalau tidak , di desa Anda mungkin sudah banyak tanaman ini – bisa mulai kita data dan kumpulkan potensi produksinya, kita bangun jaringan pemasarannya – insyaAllah bisa menjadi komoditi unggulan baru bagi kita semua.

Bila zaitun produksinya sudah dikuasai Eropa - nama ilmiahnya-pun disebut Olea europaea, sulit kita mengejar keunggulan Spanyol, Italia, Yunani dlsb. Yang sedang kita upayakan hanyalah insyaAllah unggul di tingkat Asia, maka kita perkenalkan visi Olea.Asia.

Namun tidak demikian dengan kelor, sejauh ini belum ada satupun negeri yang bisa meng-klaim unggul di bidang produksi kelor. Kitalah yang berpeluang terbaik untuk itu, selain buminya sudah cocok – juga tidak perlu lahan pertanian baru untuk ini.

Cukup kita mengganti pagar-pagar beton ataupun pagar tanaman yang belum kita tahu manfaatnya, dengan pagar yang lebih indah, lebih alami dan lebih bermanfaat, yaitu dengan batang-batang pohon kelor. Berbeda dengan pepatah yang sudah mendarah daging tersebut, bagi kita dunia bisa menjadi lebih luas (berkah) dengan daun kelor, InsyaAllah.

Sumber : geraidinar.com
Dengan pengubahan judul