Friday, April 10, 2015

Jahe Setengah Dinar : Mari Menanam Jahe!



Oleh : Muhaimin Iqbal

Di antara tanaman Al-Qur’an yang belum pernah saya ulas di situs ini adalah Jahe. Literatur tentang jahe ini sangat banyak dan yang tertua bisa dirunut sampai berabad-abad sebelum masehi. Di abad pertengahan jahe adalah perlambang kemakmuran, pedagang-pedagang jahe adalah orang-orang  terkaya pada jamannya. Tidak heran mengapa kemudian jahe menjadi salah satu buruan para penjelajah seperti Marco Polo dan Vasco da Gama. Saat itu harga 1 kg jahe kurang lebih setara seekor anak domba atau sekitar ½ Dinar !


www.dbagus.com


Jauh sebelum itu, appresiasi terhadap jahe lebih tinggi lagi. Said Al-Khudri menuturkan bahwa ketika Kaisar Romawi mengirimi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam hadiah, hadiah tersebut berupa sekarung jahe – yang kemudian oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dibagikan ke para sahabat – satu orang satu potong.

Kebiasaan para raja memberi hadiah kepada orang yang dihormati adalah dengan hal-hal yang dianggap terbaik pada saat itu, jadi bisa dibayangkan apresiasi jaman itu terhadap jahe ini. Bisa Anda bayangkan seandainya presiden kita saat ini Jokowi mau membagikan kepada seratusan pemimpin negara yang akan datang ada acara KTT ASIA -AFRIKA tiga pekan lagi - dengan masing-masing 1 karung jahe untuk satu kepala negara - jahe akan bisa dengan cepat menjadiperhatian dunia !

Tingginya nilai jahe ini bahkan juga digambarkan di Al-Qur’an sebagai salah satu campuran minuman surga “ Dan di sana mereka diberi segelas minuman bercampur jahe “ (QS 76:17). Bayangkan apresiasi yang satu ini, di tengah kenikmatan surga – yang sebagiannya bahkan tidak bisa dibayangkan manusia di dunia – disana ada minuman bercampur jahe !

Pertanyaannya adalah mengapa sekarang apresiasi terhadap jahe tidak setinggi yang dahulu ? petani-petani dan pedagang-pedagang jahe belum menjadi perlambang kemakmuran, dan harga jahe per kg-nya  jauh sekali dibawah seekor anak kambing ?

Analisa saya adalah hal ini antara lain disebabkan oleh ketidak tahuan manusia jaman ini akan manfaat jahe yang sesungguhnya. Bila manusia di jaman ini sadar akan manfaat jahe ini, mereka akan berburu jahe sampai ke negeri-negeri yang jauh seperti yang dilakukan Marco Polo dan Vasco Da Gama.

Apa alasannya kira-kira sehingga nantinya manusia jaman ini atau jaman yang akan datang kembali berburu jahe ? Karena jahe adalah salah satu obat alami yang nyaris bisa dipakai untuk mengobati seluruh penyakit jaman ini.

Bersamaan dengan kesadaran manusia jaman ini untuk kembali mengutamakan pengobatan yang alami, salah satu yang akan diburu itu adalah jahe. Sejumlah riset telah mengkonfirm hal ini.

Industrial Toxicology  Research Center di India telah membuktikan sifat anticancer dari jahe. Seoul National University membuktikannya untuk antitumor. L.M. College of Pharmacy India membuktikannya untuk Antidiabetic .

Riset-riset tersebut baru sebagian saja yang membuktikan khasiat jahe ini untuk mengatasi penyakit-penyakit modern jaman ini. Lebih detil tentang khasiat jahe ini nantinya akan mudah sekali dipahami setelah hasil pengolahan kami dengan teknologi  Big Data selesai, seperti yang sudah kami lakukan untuk Olive Leaf Extract yang bisa di saksikan di www.olea.id.

Estimasi saya tinggal masalah waktu saja sebelum masyarakat dunia akan kembali meng-apresiasi jahe – sebagaimana jahe ini diapresiasi dahulu sebelum datangnya era industri – yang terbawa bersamanya adalah industrialisasi obat-obat kimia, yang kemudian diketahui begitu banyak efek sampingnya.

Lantas dimana peluang kita ? jahe bisa hidup di ketinggian 0 sampai 2000 m di atas permukaan laut. Artinya mayoritas kita di Indonesia bisa menanam jahe ini. Bahkan yang tidak memiliki tanah luas-pun bisa menanam di polybag atau karung-karung dengan hasil yang sangat baik. Satu karung media tanam bisa menghasilkan 20 kg jahe dalam masa tanam 8- 10 bulan.

Untuk apa setelah kita rame-rame menanamnya ? ya minimal untuk kebutuhan kita sendiri  dahulu. Nanti bersamaan dengan meningkatnya produksi jahe ini secara nasional, meningkat pula kesadaran masyarakat dunia akan sumber bahan obat herbal yang satu ini – maka kita bisa bersama-sama banjiri dunia dengan jahe dari negeri ini.

Teknologi pengolahan jahe menjadi ekstrak jahe-pun sudah kami kuasai, bila ada pihak yang ingin mengolah jahe ini menjadi ekstrak jahe antara lain dapat bekerja sama dengan kami – agar kita tidak lagi meng-ekspor jahe glondongan. Kita maksimalkan nilai tambahnya dahulu, baru diekspor – itupun bila konsumsi dalam negeri belum cukup menyerap produksi jahe yang ada.

Sebelum sekilo jahe menjadi semahal anak domba, barangkali waktunya kini Anda juga belajar menanam jahe. Teknologi Big Data kami yang insyaAllah akan kami share ke public dalam acara Vision and Opportunity Sharing, Sabtu 4/4/15 ini – nantinya akan menunjang identifikasi manfaat jahe tersebut dan sekaligus kampanye penyebar luasannya – untuk mengembalikan marwah jahe di dunia.

Bagi Anda yang sudah bergelut di bidang jahe ini dan ingin memasarkan produk Anda ke masyarakat yang belum sempat menanam sendiri, silahkan datang bergabung juga di acara Sabtu ini untuk bisa melihat peluangnya. Bila tidak bisa bergabung secara fisik-pun, Anda sudah bisa memasukkan produk Anda dengan mengisikannya ke form yang saya beri link-ya ini – insyaAllah akan kami pelajari untuk kemungkinannya menjadi salah satu produk di Sale and Share Society nantinya.


Sumber: geraidinar.com