Oleh : Muhaimin Iqbal
Nah sekarang sebaliknya, bagi angka
sebelumnya dengan angka sesudahnya...maka Anda akan selalu mendapatkan hasil
angka 0.618.
Lantas apa istimewanya angka 1.618 dan
0.618 ini?. Ternyata angka ini banyak sekali kita jumpai di alam dan di tubuh
kita. Barangkali ini antara lain yang diperintahkan Allah kepada kita untuk
berpikir dalam surat Adz Dzaariyaat 21 “Dan juga pada dirimu sendiri. Maka
apakah kamu tidak memperhatikan ?”. Ternyata bilangan tersebut juga digunakan
Allah untuk menciptakan keindahan tubuh kita.
Coba ukur bagian tubuh Anda di area-area
berikut, maka Anda akan menjumpai angka Fibonacci tersebut :
1. Jarak antara ujung jari dan siku /
jarak antara pergelangan tangan dan siku.
2. Jarak antara garis bahu dan unjung
atas kepala / panjang kepala.
3. Jarak antara pusar dan ujung atas
kepala / jarak antara garis bahu dan ujung atas kepala.
4. Jarak antara pusar dan lutut / jarak
antara lutut dan telapak kaki.
5. dst. dst.
Lantas apa hubungannya ini semua dengan
kehancuran Rupiah dan Dollar ?.
Allah menjanjikan keteraturan di bumi ini
; coba perhatikan ayat berikut “Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan
Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah”. (QS. Al
Mulk, 67: 3-4).
Dengan keteraturan pulalah Allah
menghancurkan apa-apa yang di bumi, termasuk dalam memusnahkan Riba tersebut.
Bahkan proses terjadinya kiamat-pun terurai secara rinci di Al-Quran dan Al
Hadits, kejadiannya tahap demi tahap.
Di pasar modal, tahun 1937 ada ekonom
yang terkenal R.N. Elliot yaang memperkenalkan teori gelombang yang disebut
Elliot Wave Theory. Intinya naik turunnya harga saham juga mengikuti Deret
Fibonacci tadi. Apabila kita bisa mengetahui kapan puncak yang satu, maka
puncak berikutnya akan mendekati 1.618 kali puncak sebelumnya.
finbonaciDalam kaitan dengan nilai Dinar
terhadap mata uang kertas Rupiah, titik puncak yang pertama dalam sepuluh tahun
terkahir adalah di tahun 1998, sekarang sudah melewati puncak kedua. Bisa saja
dalam waktu yang tidak terlalu panjang Dinar akan kelihatan lebih murah lagi,
tetapi ini hanya sementara, selanjutnya akan menuju Deret Fibonacci berikutnya.
Anggap puncak itu sekarang adalah Rp 1,096,900 per Dinar. Maka setelah menurun
beberapa lama, harga Dinar insyaallah akan menuju puncak berikutnya yaitu 1.618
x Rp 1,096,900 atau berarti Rp 1. 8 juta, berikutnya lagi Rp 2.9 juta, Rp 4.6
juta, Rp 7.5 juta dst....sampai Rupiah benar-benar nggak ada nilainya.
Dollar Amerikapun demikian, puncak Harga
Dinar tertinggi sebelumnya terjadi tahun 1980 dengan harga 1 Dinar setara US$
88. saat ini harga Dinar yang mencapai US$ 116 masih belum mencapai puncak
berikutnya. Berdasarkan Deret Fibonacci tersebut maka harga Dinar dalam waktu
nggak terlalu lama insyaallah akan mencapai US$ 124. setelah itu akan turun
sebentar, sebelum akhirnya rally menuju puncak-puncak berikutnya yaitu US$ 200
; US$ 326, US$ 527 dst...sampai US$ benar-benar tidak ada nilainya.
fibonacci 2Rentang waktu antara puncak
satu dengan puncak lainnya bisa panjang (lihat US Dollar) – bisa pendek (lihat
Rupiah)– tetapi polanya jelas dan jaraknya dari puncak satu ke puncak lain
untuk seluruh mata uang kertas makin lama makin pendek. Ini juga sejalan dengan
salah satu Hadits Rasulullah SAW yang pernah saya baca – mudah-mudahan Allah
mengampuni saya bila saya keliru – yaitu apabila awal tanda kiamat sudah
terjadi – maka tanda-tanda berikutnya akan beruntun terjadi dengan sangat cepat
seperti jatuhnya butiran rantai kalung yang putus talinya....
Tanda-tanda kehancuran mata uang kertas
sudah sangat jelas...., mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran darinya.
*Catatan
: Di pasar internasional yang pernah secara ringkas menggunakan Deret Fibonacci
untuk analisa harga emas adalah Gold Price Organization, Ilmu duniawinya
tulisan ini diilhami oleh analisa di situs mereka www.goldprice.org - saya
hanya berusaha menambahkan sudut pandang saya sebagai seorang muslim melihat
fenomena tersebut.
Sumber: geraidinar.com