Oleh : Muhaimin Iqbal
Ada sebuah nasihat yang sangat Indah
kepada diri saya sendiri yang juga insyaallah bermanfaat bagi pembaca. Nasihat
ini saya ambilkan dari kitab Riyadus –Shalihin yang ditulis oleh orang sholeh
zaman dahulu yang terkenal keikhlasannya. Saking ikhlasnya Imam Nawawi, konon
kitab asli dari Riyadus Shalihin tersebut tidak bisa dibakar oleh api.
Nasihat ini sendiri berasal dari hadits
Rasulullah SAW yang panjang sebagai berikut : Dari Abu Hurairah RA, dari nabi
SAW, beliau bersabda, “ Pada suatu hari seorang laki-laki berjalan-jalan di
tanah lapang, lantas mendengar suara dari awan :” Hujanilah kebun Fulan.”
(suara tersebut bukan dari suara jin atau manusia, tapi dari sebagian
malaikat). Lantas awan itu berjalan di ufuk langit, lantas menuangkan airnya di
tanah yang berbatu hitam. Tiba-tiba parit itu penuh dengan air. Laki-laki itu
meneliti air (dia ikuti ke mana air itu berjalan). Lantas dia melihat laki-laki
yang sedang berdiri di kebunnya. Dia memindahkan air dengan sekopnya. Laki-laki
(yang berjalan tadi) bertanya kepada pemilik kebun : “wahai Abdullah (hamba
Allah), siapakah namamu ?”, pemilik kebun menjawab: “Fulan- yaitu nama yang dia
dengar di awan tadi”. Pemilik kebun bertanya: “Wahai hambah Allah, mengapa
engkau bertanya tentang namaku ?”. Dia menjawab, “ Sesungguhnya aku mendengar
suara di awan yang inilah airnya. Suara itu menyatakan : Siramlah kebun Fulan –
namamu-. Apa yang engkau lakukan terhadap kebun ini ?”. Pemilik kebun menjawab
:”Bila kemu berkata demikian, sesungguhnya aku menggunakan hasilnya untuk
bersedekah sepertiganya. Aku dan keluargaku memakan daripadanya sepertiganya,
dan yang sepertiganya kukembalikan ke sini (sebagai modal penanamannya)”. (HR.
Muslim).
Bayangkan, bila Allah mengirimkan awan
khusus untuk menyirami kebun kita. Di kala orang lain kekeringan, lahan kita
tetap subur. Di kala usaha lain pada bangkrut usaha kita tetap maju, dikala
krisis moneter menghantam negeri ini – kita tetap survive. Dan ketika usaha
kita berjalan baik sementara saudara-sauadara kita kesulitan. sepertiga hasil
usaha kita untuk mereka – alangkah indahnya sedeqah ini.
Bagaimana kita bisa memperoleh
pertolongan Allah dengan awan khusus tersebut ?, kuncinya ya yang di hadits itu
: kita bersama keluarga kita hanya mengkonsumsi sepertiga dari hasil kerja
kita. Sepertiganya lagi kita investasikan kembali, dan yang sepertiga kita
sedeqahkan ke sekeliling kita yang membutuhkannya.
Karena janji Allah dan rasulNya pasti
benar, maka kalau tiga hal tersebut kita lakukan – Insyaallah pastilah awan
khusus tersebut mendatangi kita. Namun jangan dibayangkan bahwa awan khusus
tersebut harus benar-benar berupa awan yang mendatangi kita. Bisa saja awan
khusus tersebut berupa teman –teman kita yang jujur yang memudahkan kita dalam
berusaha, atasan kita yang adil yang memperjuangkan hak-hak kita, atau karyawan
kita yang hati-hati yang menjaga asset usaha kita, dan berbagai bentuk ‘awan
khusus’ lainnya. Wallahu A’lam bis showab.
Sumber: geraidinar.com
No comments:
Post a Comment